Rabu, 26 Desember 2012

Indonesia Pada Sebuah Realita


66 kali dalam 66 tahun kita berteriak sampil melepas mimpi tentang "MERDEKA" Indonesia dalam realita , kita mungkin belum sepenuhnya merdeka ?
 
Direktur Eksekutif Masyarakat Batubara Indonesia Singgih Widagdo di Jakarta, Selasa (24/5/2011), mengemukakan, negara melakukan kesalahan besar ketika mengubah bentuk pengelolaan sumber daya strategis menjadi berdasarkan jenis usaha. Konsekuensinya, sumber daya mineral, batubara, dan migas diperlakukan sebatas komoditas. ”Ini termasuk hilangnya peran negara untuk mengontrol penggunaan sumber daya itu. Dulu kontrak tambang itu harus disetujui presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat,” kata Singgih. Hilangnya kontrol negara untuk sumber daya strategis seperti Migas berarti melemahnya birokrasi untuk mengawasi jalan nya usaha pertambangan di negeri ini. selanjutnya penerapan otonomi daerah yang memberi peluang bagi pemda memberikan izin usaha pertambangan malah semakin mengacaukan kontrol pemerintah terhadap kekayaan Migas di negeri ini .
 
faktanya Pemerintah mencatat ada 8.000 izin kuasa pertambangan yang dikeluarkan pemerintah daerah. Kondisi itu semakin membuka peluang asing untuk menguasai langsung sumber daya batubara dan mineral.
 
Perusahaan tambang asing, terutama China dan India, masuk menguasai tambang kecil dengan membiayai perusahaan-perusahaan tambang lokal yang kesulitan pendanaan. Direktur Eksekutif masyarakat batubara Indonesia mengatakan ”Tanpa disadari, kita sudah menjadi hulu sumber daya untuk China dan India. Dua negara ini sangat agresif mencari sumber daya batubara sebagai pengganti minyak di luar negeri, sementara cadangan migas dan tambangnya sengaja mereka simpan,hal ini ironis karena sebenernya data British Petroleum Statistical Review, Indonesia yang hanya memiliki cadangan batubara terbukti 4,3 miliar ton atau 0,5 persen dari total cadangan batubara dunia menjadi pemasok utama batubara untuk China yang memiliki cadangan batubara terbukti 114,5 miliar ton atau setara 13,9 persen dari total cadangan batubara dunia. 
 
maka seandainya Dengan rata-rata produksi 340 juta ton per tahun, sekitar 240 juta ton diekspor,  terbukti cadangan batubara Indonesia akan habis dalam 20 tahun. Jika ini dibiarkan,Indonesia terancam menjadi importir minyak sekaligus batubara.bisa dibayangkan kesalahan kebijakan strategis ini akan membuat INDONESIA semakin terpuruk 20 tahun kedepan..
Di sektor migas,
penguasaan cadangan migas oleh perusahaan asing masih dominan. Dari total 225 blok migas yang dikelola kontraktor kontrak kerja sama non-Pertamina, 120 blok dioperasikan perusahaan asing, hanya 28 blok yang dioperasikan perusahaan nasional, serta sekitar 77 blok dioperasikan perusahaan gabungan asing dan lokal.
 
 Saat ini porsi nasional hanya 25 persen, sementara 75 persen dikuasai asing.sehingga kita sepe
Dominasi asing pada sektor migas dan pertambangan itu, dengan penguasaan wilayah kerja yang meluas dan tersebar dari wilayah Sabang di barat sampai Papua di timur Nusantara, membuat kedaulatan negara dan bangsa rawan.
kenapa ??karena berarti kita semakin dekat pada realita bahwa kita sedang terjajah : 
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sabtu, menilai, kondisi seperti itu berbahaya. ”Kalau terjadi sedikit saja gejolak keamanan di dalam negeri, mereka bisa kirim segera kapal induk (kapal perang) ke wilayah kita atas nama pengamanan aset dan warga negaranya. Kalau itu terjadi, habislah kedaulatan bangsa ini,”
 
 saya jadi ingin bercerita :  
sebuah keluarga yang bernama INA  memiliki sebuah rumah yang cantik didalamnya terdapat banyak sumber daya yang mendukung kehidupan , ac, tiv , kulkas dll. tapi sayang tetangga" dekat bahkan jauh senang sekali berkunjung, mereka membayar sedikit untuk bebas memakai kulkas sehingga keluarga INA hanya bisa menyimpan beberapa botol kecil untuk mereka minum, kemudian saat ingin menyalakan tv ,remote sudah di pegang tetangganya, sehingga terpaksa keluarga INA hanya bisa menelan ludah menonton acara yang tidak digemarinya.. dan akhirnya karena tetangganya semakin menjadi keluarga INA hanya bisa menempati kamar kecil di belakang.. mereka terlalu baik atau terlalu bodoh sehingga lupa ini adalah rumah mereka..bahkan anak-anak mereka sering di perintah tetangganya untuk memijiti mereka, membersihkan rumah, dan lain lain tapi anak anak itu senang walau hanya di beri uang recehan. semoga seseorang dari anggota keluarga besar itu tersadar dan bangkit tuk berani mengatakan bahwa INI RUMAH SAYA ! RUMAH KITA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar